Rabu, 22 Oktober 2014

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE (Asuransi Prudential)

Hidup sehat dan bahagia adalah harapan setiap manusia, menjalani hidup bahagia dan sehat tidaklah sulit, menjaga kesehatan dapat dilakukan dengan cara rutin olahraga, menjaga pola makan sehat, istirahat yang cukup, serta menjauhkan diri dari hal-hal negatif.
Terkadang, meskipun kita telah melakukan semua anjuran hidup sehat, namun tanpa kita sadari, musibah dan penyakit dapat datang kapan saja, dan nahasnya banyak orang yang kehilangan kesehatan juga kehilangan kebahagiaannya. Ya hal tersebut sangat umum terjadi di tengah-tengah masyarakat kita.
Akibat penyakit yang diderita, seseorang terpaksa harus membayar biaya rumah sakit, obat-obatan, dan biaya perawatan yang tidak murah, perkiraan untuk biaya rumah sakit tarif menengah dengan pelayanan kelas 1 berkisar: Rp 490.000/hari untuk biaya rawat inap. Biaya operasi bedah ringan (kista) berkisar 7jt (one day care tanpa rawat inap), biaya UGD (kecelakaan ringan/jatuh dan 2-3 jahitan pada luka) Rp 100.000 – Rp 200.000 (termasuk dokter dan obat)
Melihat itu semua, tentunya akan dibutuhkan dana yang lebih besar untuk perawatan penyakit yang lebih berat, dan pertambahan biaya akan bertambah sesuai dengan waktu dihabiskan di rumah sakit, maka tak heran, banyak orang yang terpaksa menjual harta bendanya atau melakukan pinjaman untuk membayar biaya rumah sakit.
Mencari pinjaman atau menjual harta dalam waktu yang singkat bukanlah hal mudah, dan terkadang bukanlah pilihan tepat. Akankah harta benda yang dijual laku dengan harga penawaran yang cocok? TIDAK, disaat yang mendesak banyak orang yang akhirnya menjual asetnya dengan harga yang sangat murah, jauh dari harga standart. Ya tak lain karena harta/Asset berwujud adalah asset dengan daya cair rendah/likuiditas rendah, sehingga untuk mencairkannya butuh waktu yang tidak singkat dan andapun harus menemukan orang tepat terlebih dahulu.
Perlu saya ingatkan lagi, disaat yang mendesak tidaklah mudah mencari orang yang tepat, sehingga beberapa orang rela melepas harta bendanya dengan harga murah tanpa berpikir panjang. Maka tidaklah mengherankan banyak orang kaya raya, memiliki aset bernilai tinggi, akhirnya harus menjual aset-asetnya dengan harga rendah dan selanjutnya jatuh miskin karena harus melunasi beban rumah sakit yang mahal yang sedang membelitnya.
Tentunya Anda tidak ingin hal tersebut terjadi pada diri anda, ayo lindungi diri anda dan juga aset berharga anda. Jiwa Anda adalah aset terpenting yang Anda miliki, lindungilah aset anda sekarang juga. Hindari hal demikian terjadi pada diri Anda dengan berasuransi sejak dini. Asuransi memberikan anda perlindungan atas kesehatan, harta benda, dan memberikan anda rasa aman dari ketidakpastian hidup.
Dengan berasuransi di Prudential, maka biaya kesehatan Anda akan ditanggung oleh Prudential tanpa mengurangi dana investasi Anda. Berasuransi di Prudential berarti Anda telah mempersiapkan dana antisipasi, karena Prudential telah mempersiapkan dana kesehatan untuk anda kapanpun anda membutuhkannya.

Mengapa di Prudential?

Beberapa orang beranggapan bahwa berasuransi hanya akan menghabis-habiskan uang, unag yang telah disetor hanya berguna ketika pengguna asuransi terkena sakit atau terpaksa masuk rumah sakit.

Tentunya anggapan tersebut perlu diluruskan. Pertama, kita tidak tahu kapan penyakit akan menyerang kita. Berapa besar biaya rumah sakit yang harus kita tanggulangi? Mampukan kita membayar biaya rumah sakit yang sangat mahal? Menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut tentunya akan menyadarkan kita arti penting berasuransi. Kedua, saai ini Prudential hadir membawa konsep berbeda, Prudential hadir dengan konsep unitlink, yang memadukan konsep proteksi kesehatan dan juga investasi, di prudential dana yang anda setor akan dialokasikan dalam instrumen investasi sehingga di akhir masa kontrak asuransi, anda akan memiliki nilai tunai yang dapat dicairkan.

Data – data yang dibutuhkan untuk pembuatan ilustrasi:
      1.            Nama lengkap (sesuai KTP)
      2.            Tanggal lahir (sesuai KTP)
      3.            Jenis kelamin
      4.            Spesifikasi pekerjaan
      5.            Merokok atau tidak
      6.            Jumlah kesanggupan menabung perbulan
      7.            Keterangan tambahan
      8.            Nomor telepon yang bisa dihubungi

More Info:
Rifrina Ayu Rahmawati (Financial Consultant)
HP  : 085731494112
WA : 085731494112
PIN : 7CAD236B

Sabtu, 11 Oktober 2014

ILMU ALAMIAH DASAR (HUTAN, SUNGAI, DANAU DAN LAUTAN)

ILMU ALAMIAH DASAR
Hutan, Sungai, Danau dan Lautan


http://www.stiedw.ac.id/upload/sejarah_1380690673_335.jpeg




Oleh  :
1.     AYUN DIAH SAPUTRI                   (1362020)
2.     FA’IDHA URFA                                 (1362xxx)
3.     RIFRINA AYU RAHMAWATI      (1362227)
4.     YUNI HARYATI                               (1362195)


PRODI AKUNTANSI REGULER B
STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG
Jl. Prof. M. Yamin No. 77 Jombang Telp. (0321) 865180 Fax. (0321) 853807



KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikam rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Hutan, Sungai, Danau dan Lautan” sesuai waktu yang ditentukan.
            Tujuan pokok dari penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas pembelajaran perkuliahan semester tiga pada mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar dan tujuan umumnya untuk memberikan informasi tentang hutan, sungai, danau dan lautan bagi para pembacanya, selain itu makalah ini juga dapat berfungsi sebagai bahan referensi pembelajaran perkuliahan khususnya bidang Ilmu Alamiah Dasar.
            Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Bapak Soetarno, Drs. M. Si selaku dosen mata kuliah  Ilmu Alamiah Dasar.
2.      Teman-teman mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PGRI Jombang, khususnya teman-teman sekelas jurusan Akuntansi reguler-b.
Kami menyimpulkan masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon kepada para pembaca untuk dapat memberikan tanggapan atau masukan maupun saran yang sifatnya membangun agar makalah ini menjadi lebih baik.



Jombang, Oktober 2014


Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
I.    LATAR BELAKANG.............................................................................. 1
II.  RUMUSAN MASALAH.......................................................................... 2
III. TUJUAN.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
I.     HUTAN.................................................................................................... 3
II.   SUNGAI................................................................................................... 8
III. DANAU.................................................................................................... 11
VI. LAUT......................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP
I.    KESIMPULAN......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 18



BAB 1
PENDAHULUAN

I.          LATAR BELAKANG
Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Daratan adalah bagian bumi yang kering dan sebagian besar berupa lahan tanah. Sedangkan lautan merupakan bagian bumi yang basah dan merupakan perairan yang luas.
Contoh bentuk lingkungan alam antara lain:
                         1.            Hutan
Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.
                         2.            Sungai
Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara).
                         3.            Danau
Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan.
                         4.            Lautan
Laut adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra. Laut adalah kumpulan air asin yang sangat banyak dan luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua dengan benua lainnya dan suatu pulau dengan pulau lainnya. 

II.          RUMUSAN MASALAH
                         1.            Apa itu hutan?
                         2.            Apa itu sungai?
                         3.            Apa itu danau?
                         4.            Apa itu lautan?

III.          TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang apa itu hutan, sungai, danau dan lautan. Dengan membaca tulisan ini, diharapkan kita bisa lebih memahami tentang keanekaragaman ekosistem di bumi.



BAB II
PEMBAHASAN

I.          HUTAN
Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan lebat yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain sebagainya serta menempati daerah yang cukup luas. Hutan memiliki banyak manfaat untuk kita semua. Hutan merupakan paru-paru dunia (planet bumi) sehingga perlu kita jaga, karena jika tidak maka hanya akan membawa dampak yang buruk bagi kita di masa kini dan masa yang akan datang. Manfaat dari hutan sendiri dibagi dalam beberapa hal, antara lain :
A.           Manfaat atau Fungsi Ekonomi:
a.       Hasil hutan dapat dijual langsung atau diolah menjadi barang yang bernilai tinggi.
b.      Membuka lapangan pekerjaan bagi pembalak hutan legal.
c.       Menyumbang devisa negara dari hasil penjualan produk hasil hutan ke luar negeri.
B.            Manfaat atau Fungsi Klimatologis:
a.       Hutan dapat mengatur iklim.
b.      Hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen bagi kehidupan.
C.            Manfaat atau Fungsi Hidrolis:
a.       Dapat menampung air hujan di dalam tanah.
b.      Mencegah intrusi air laut yang asin.
c.       Menjadi pengatur tata air tanah.
D.           Manfaat atau Fungsi Ekologis:
a.       Mencegah erosi dan banjir.
b.      Menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah.
c.       Sebagai wilayah untuk melestarikan keanekaragaman hayati.

Hutan seakan-akan terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian di atas tanah, bagian di permukaan tanah dan bagian bawah tanah.
Jika kita menelusuri bagian di atas tanah hutan, maka akan terlihat tajuk (mahkota) pepohonan, batang kekayuan, dan tumbuhan bawah seperti perdu dan semak belukar. Di hutan alam, tajuk pepohonan biasanya tampak berlapis karena ada berbagai jenis pohon yang mulai tumbuh pada saat yang berlainan.
Di bagian permukaan tanah, tampaklah berbagai macam semak belukar, rerumputan, dan serasah. Serasah disebut pula 'lantai hutan', meskipun lebih mirip dengan permadani. Serasah adalah guguran segala batang, cabang, daun, ranting, bunga, dan buah. Serasah memiliki peran penting karena merupakan sumber humus, yaitu lapisan tanah teratas yang subur. Serasah juga menjadi rumah dari serangga dan berbagai mikro organisme lain. Uniknya, para penghuni justru memakan serasah, rumah mereka itu. Semua tumbuhan dan satwa di dunia, begitupun manusia, harus menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat mereka berada. Jika suatu jenis tumbuhan atau satwa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik di daerah tertentu, maka mereka akan dapat berkembang di daerah tersebut. Jika tidak, mereka justru tersingkir dari tempat ini. Contohnya, kita menemukan pohon bakau di daerah genangan dangkal air laut karena spesies pohon ini tahan dengan air asin dan memiliki akar napas yang sesuai dengan sifat tanah dan iklim panas pantai.
Sebaliknya, cara berbagai tumbuhan dan satwa bertahan hidup akan memengaruhi lingkungan fisik mereka, terutama tanah, walaupun secara terbatas. Tumbuhan dan satwa yang berbagi tempat hidup yang sama justru lebih banyak saling memengaruhi di antara mereka. Agar mampu bertahan hidup di lingkungan tertentu, berbagai tumbuhan dan hewan memang harus memilih antara bersaing dan bersekutu. Burung kuntul, misalnya, menghinggapi punggung banteng liar untuk mendapatkan kutu sebagai makanannya. Sebaliknya, banteng liar terbantu karena badannya terbebas dari sumber penyakit.
Jadi, hutan merupakan bentuk kehidupan yang berkembang dengan sangat khas, rumit, dan dinamik. Pada akhirnya, cara semua penyusun hutan saling menyesuaikan diri akan menghasilkan suatu bentuk klimaks, yaitu suatu bentuk masyarakat tumbuhan dan satwa yang paling cocok dengan keadaan lingkungan yang tersedia. Akibatnya, kita melihat hutan dalam beragam wujud klimaks, misalnya: hutan sabanahutan meranggashutan hujan tropis, dan lain-lain.
Hutan ada bermacam-macam. Rimbawan berusaha menggolong-kan hutan sesuai dengan ketampakan khas masing-masing. Tujuannya untuk memudahkan manusia dalam mengenali sifat khas hutan. Dengan mengenali betul-betul sifat sebuah hutan, kita akan memperlakukan hutan secara lebih tepat sehingga hutan dapat lestari, bahkan terus berkembang.
Ada berbagai jenis hutan. Pembedaan jenis-jenis hutan ini pun bermacam-macam pula. Misalnya:
A.           Hutan menurut asalnya:
a.    Hutan yang berasal dari biji disebut juga ‘hutan tinggi’ karena pepohonan yang tumbuh dari biji cenderung menjadi lebih tinggi dan dapat mencapai umur lebih lanjut.
b.    Hutan yang berasal dari tunas disebut juga ‘hutan rendah’ karena pepohonan yang berasal dari tunas cenderung menjadi lebih rendah dan umurnya pendek.
c.    Hutan campuran disebut juga ‘hutan sedang’
Penggolongan lain menurut asalnya adalah:
a.    Hutan perawan (primer) merupakan hutan yang masih asli dan belum pernah dibuka oleh manusia.
b.    Hutan sekunder adalah hutan yang tumbuh kembali secara alami setelah ditebang atau kerusakan yang cukup luas. Akibatnya, pepohonan di hutan sekunder sering terlihat lebih pendek dan kecil. Namun jika dibiarkan tanpa gangguan untuk waktu yang panjang, kita akan sulit membedakan hutan sekunder dari hutan primer. Di bawah kondisi yang sesuai, hutan sekunder akan dapat pulih menjadi hutan primer setelah berusia ratusan tahun.
B.            Hutan menurut cara permudaan atau tumbuh kembali:
a.    Hutan dengan permudaan alami berarti bunga pohon diserbuk dan biji pohon tersebar bukan oleh manusia, melainkan oleh anginair, atau hewan.
b.    Hutan dengan permudaan buatan berarti manusia sengaja menyerbukkan bunga serta menyebar biji untuk menumbuhkan kembali hutan.
c.    Hutan dengan permudaan campuran berarti campuran kedua jenis sebelumnya.
C.            Hutan menurut susunan jenis:
a.    Hutan jenis, atau hutan murni, memiliki pepohonan yang sebagian besar berasal dari satu jenis, walaupun ini tidak berarti hanya ada satu jenis itu. Hutan sejenis dapat tumbuh secara alami baik karena sifat iklim dan tanah yang sulit maupun karena jenis pohon tertentu lebih agresif. Misalnya, hutan tusam (pinus) di Aceh dan Kerinci terbentuk karena kebakaran hutan yang luas pernah terjadi dan hanya tusam jenis pohon yang bertahan hidup. Hutan sejenis dapat juga merupakan hutan buatan, yaitu hanya satu atau sedikit jenis pohon utama yang sengaja ditanam seperti itu oleh manusia, seperti dilakukan di lahan-lahan HTI (hutan tanaman industri).
b.    Hutan campuran, yaitu hutan yang memiliki berbgai jenis pepohonan.
D.           Hutan berdasarkan iklim:
Dari letak garis lintangnya, Indonesia memang termasuk daerah beriklim tropis. Namun, posisinya di antara dua benua dan di antara dua samudera membuat iklim kepulauan ini lebih beragam. Berdasarkan perbandingan jumlah bulan kering terhadap jumlah bulan basah per tahun, Indonesia mencakup tiga daerah iklim, yaitu:
a.    Daerah tipe iklim A (sangat basah) yang puncak musim hujannya jatuh antara Oktober dan Januari, kadang hingga Februari. Daerah ini mencakup Pulau Sumatera; Kalimantan; bagian barat dan tengah Pulau Jawa; sisi barat Pulau Sulawesi.
b.    Daerah tipe iklim B (basah) yang puncak musim hujannya jatuh antara Mei dan Juli, serta Agustus atau September sebagai bulan terkering. Daerah ini mencakup bagian timur Pulau Sulawesi; Maluku; sebagian besar Papua.
c.    Daerah tipe iklim C (agak kering) yang lebih sedikit jumlah curah hujannya, sedangkan bulan terkeringnya lebih panjang. Daerah ini mencakup Jawa Timur; sebagian Pulau Madura; Pulau Bali; Nusa Tenggara; bagian paling ujung selatan Papua.

Berdasarkan perbedaan iklim ini, Indonesia memiliki hutan gambut, hutan hujan tropis, dan hutan muson.
Hutan gambut ada di daerah tipe iklim A atau B, yaitu di pantai timur Sumatera, sepanjang pantai dan sungai besar Kalimantan, dan sebagian besar pantai selatan Papua.
Hutan hujan tropis menempati daerah tipe iklim A dan B. Jenis hutan ini menutupi sebagian besar Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua. Di bagian barat Indonesia, lapisan tajuk tertinggi hutan dipenuhi famili Dipterocarpaceae (terutama genus Shorea, Dipterocarpus, Dryobalanops, dan Hopea). Lapisan tajuk di bawahnya ditempati oleh famili Lauraceae, Myristicaceae, Myrtaceae, dan Guttiferaceae. Di bagian timur, genus utamanya adalah Pometia, Instia, Palaquium, Parinari, Agathis, dan Kalappia.
Hutan muson tumbuh di daerah tipe iklim C atau D, yaitu di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, sebagian NTT, bagian tenggara Maluku, dan sebagian pantai selatan Irian Jaya. Spesies pohon di hutan ini seperti jati (Tectona grandis), walikukun (Actinophora fragrans), ekaliptus (Eucalyptus alba), cendana (Santalum album), dan kayuputih (Melaleuca leucadendron).


Hutan berdasarkan sifat tanahnya :
a.    Hutan pantai terdapat sepanjang pantai yang kering, berpasir, dan tidak landai, seperti di pantai selatan Jawa. Spesies pohonnya seperti ketapang (Terminalia catappa), waru (Hibiscus tiliaceus), cemara laut (Casuarina equisetifolia), dan pandan (Pandanus tectorius).
b.    Hutan mangrove Indonesia mencapai 776.000 ha dan tersebar di sepanjang pantai utara Jawa, pantai timur Sumatera, sepanjang pantai Kalimantan, dan pantai selatan Papua. Jenis-jenis pohon utamanya berasal dari genus Avicennia, Sonneratia, dan Rhizopheria.
c.    Hutan rawa terdapat di hampir semua pulau, terutama Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Spesies pohon rawa misalnya adalah nyatoh (Palaquium leiocarpum), kempas (Koompassia spp), dan ramin (Gonystylus spp).
Persebaran hutan juga dipengaruhi oleh bebrapa faktor, diantaranya :
a.    Keadaan tanah
Daerah gurun pasir akan membentuk hutan yang berbeda dengan daerah tropis yang banyak hujannya.
b.    Tinggi rendah permukaan tanah
Jenis hutan beserta isi tanaman dipengaruhi oleh suhu wilayah yang berbeda antara dataran tinggi dan dataran rendah.
c.    Makhluk hidup
Manusia dapat menentukan di mana boleh ada hutan dan tidak boleh ada hutan.
d.   Iklim
Iklim yang memiliki curah hujan tinggi akan membentuk hutan yang lebat seperti hutan hujan tropis.

II.          SUNGAI
Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih besar. Arus air di bagian hulu sungai (umumnya terletak di daerah pegunungan) biasanya lebih deras dibandingkan dengan arus sungai di bagian hilir. Aliran sungai seringkali berliku-liku karena terjadinya proses pengikisan dan pengendapan di sepanjang sungai. Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju samudera, danau atau laut, atau ke sungai yang lain. Sungai juga salah satu bagian dari siklus hidrologi.
Dengan melalui Sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau.
Air dalam Sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju.
Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya berbatasan dengan saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.
A.           Proses terbentuknya sungai
Air yang berada di permukaan daratan, baik air hujan, mata air, maupun cairan gletser, akan mengalir melalui sebuah saluran menuju tempat yang lebih rendah. Mula-mula saluran yang dilalui ini relatif sempit dan pendek. Namun, secara proses alamiah aliran ini mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Akibatnya, saluran ini semakin lama semakin lebar dan panjang, dan terbentuklah sungai.
B.            Jenis-jenis sungai
a.     Menurut jumlah airnya:
1)        Sungai permanen - yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito, dan Mahakam di Kalimantan, Sungai Musi dan Sungai Indragiri di Sumatra.
2)        Sungai periodik - yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya sedikit. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di Pulau Jawa, misalnya Bengawan Solo dan Sungai Opak di Jawa Tengah, Sungai Progo dan Sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Sungai Brantas di Jawa Timur.
3)        Sungai intermittent atau sungai episodik - yaitu sungai yang mengalirkan airnya pada musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau airnya kering. Contoh sungai jenis ini adalah Sungai Kalada di Pulau Sumba dan Sungai Batanghari di Sumatra.
4)        Sungai ephemeral - yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya, sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
b.    Menurut genetiknya:
1)        Sungai konsekwen yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng.
2)        Sungai subsekwen yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekwen.
3)        Sungai obsekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekwen.
4)        Sungai insekwen yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan.
5)        Sungai resekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan sungai konsekwen.
6)        Sungai andesen yaitu sungai yang kekuatan erosi ke dalamnya mampu mengimbangi pengangkatan lapisan batuan yang dilalui.
7)        Sungai anaklinal yaitu sungai yang arah alirannya mengalami perubahan karena tidak mampu mengimbangi pengangkatan lapisan batuan.
c.    Menurut sumbar airnya:
1)        Sungai hujan, yaitu sungai yang berasal dari air hujan. Banyak dijumpai di Pulau Jawa dan kawasan Nusa Tenggara.
2)        Sungai gletser, yaitu sungai yang berasal dari melelehnya es. Bnyak dijumpai di negara-negara yang beriklim dingin, seperti Sungai Gangga di India dan Sungai Rhein di Jerman.
3)        Sungai campuran, yaitu sungai yang berasal dari air hujan dan lelehan es. Dapat dijumpai di Papua, contohnya Sungai Digul dan Sungai Mamberamo.
C.       Manfaat sungai
Air sungai dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai keperluan, misalnya untuk mencuci, memasak, mandi, irigasi pertanian, dan sebagai sumber air minum. Hewan dan tumbuhan membutuhkan air untuk kehidupannya. Selain itu, sungai-sungai besar digunakan sebagai sarana transportasi yang menghubungkan wilayah satu dengan wilayah lainnya. Air sungai juga dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

III. DANAU
Danau adalah suatu cekungan pada permukaan bumi yang berisi air. Permukaan bumi khususnya di darat, tidak semuanya dalam keadaan datar melainkan terdapat juga cekungan-cekungan baik diakibatkan karena adanya proses tektonik, vulkanik, atau proses yang lain. Cekungan ini dalam jangka waktu yang lama dapat terisi air, entah berasal dari air sungai maupun air hujan. Cekungan inilah yang kemudian dinamakan dengan danau.
 Danau dapat memiliki manfaat serta fungsi seperti untuk irigasi pengairan sawah, ternak serta kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai PLTA atau pembangkit listrik tenaga air, sebagai tempat usaha perikanan darat, sebagai sumber penyediaan air bagi makhluk hidup sekitar dan juga sebagai pengendali banjir dan erosi.
Berdasarkan proses terjadinya, danau dapat bagi menjadi 2 macam yakni danau alami dan danau buatan.
A.           Danau Alami
Danau alami sendiri dibedakan menjadi 6, yaitu :
a.       Danau Tektonik. Danau tektonik adalah danau yang terbentuk akibat proses tektonik (lipatan, patahan, dan gerakan kulit Bumi) sehingga tanah mengalami penurunan. Contoh: Danau Toba, Danau Singkarak, Danau Kerinci, Danau
Poso, dan Danau Towuti.
b.      Danau Vulkanik. Danau vulkanik yaitu danau yang terjadi akibat adanya letusan gunung api. Letusan ini dapat mengakibatkan morfologi gunung yang tadinya berbentuk seperti kerucut dapat berubah bentuk menjadi cekung. Contohnya Danau Maninjau dan Danau Kerinci di Sumatra, Danau Poso dan Danau Matana di Sulawesi, Danau Kalimutu di Flores.
c.       Danau Karst. Danau karst terbentuk karena adanya pelarutan batuan kapur oleh air sehingga membentuk cekungan. Bila cekungan ini terisi oleh air, maka terbentuk danau yang disebut dolina. Dolina meupakan lubang-lubang yang berbentuk corong. Lubang-lubang dolina yang menjadi satu disebut uvala (telaga). Deretan uvala-uvala atau dolina menjadi satu membentuk polje. Contohnya: lokva Bendogede di Kecamatan Ponjong di daerah Gunung Kidul.
d.      Danau Erosi. Danau yang terbentuk karena adanya erosi atau pendalaman dasar lembah oleh gletser dengan massa es yang besar. Contoh: Danau Great (The Great Lake) di Amerika Utara, Danau Finger di New York.
e.       Danau Tapal Kuda, Danau tapal kuda merupakan danau yang terbentuk bila sungai yang berkelok-kelok melintasi daratan mengambil jalan pintas dan meninggalkan potongan-potongan yang akhirnya membentuk danau. Contoh: Danau Tapal Kuda di Hilir Sungai Mahakam.
Proses terbentuknya danau tapal kuda bisa dilihat pada gambar di bawah ini
Gambar. Proses pembentukan danau tapal kuda (Ani Anjayani, hal 206)
Gambar. Proses pembentukan danau tapal kuda (Ani Anjayani, hal 206)
f.       Danau Bendungan Alami. Danau bendungan alami terbentuk karena adanya longsoran dari tebing, sehingga menutupi aliran sungai. Contoh: Danau Pengilon di Dieng dan Telaga Sarangan di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
B.            Danau Buatan.
Danau buatan adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia. Danau buatan lebih dikenal sebagai waduk. Contoh: Waduk Jatiluhur (Jawa Barat), Waduk Cirata, Waduk Kedungombo (Jawa Tengah), dan Waduk Riam Kanan dan Waduk Panglima Besar Jenderal Sudirman.

IV.  LAUTAN
Laut adalah kumpulan air asin yang sangat banyak dan luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua dengan benua lainnya dan suatu pulau dengan pulau lainnya.
Rasa air laut yang asin berasal dari daratan. Pada saat terjadi hujan di daratan, air akan meresap dalam tanah dan sedikit demi sedikit akan keluar lagi melalui sungai-sungai dan akhirnya mencapai laut. Dalam perjalannya menuju ke lat, air dari daratan membawa mineral, sehingga laut dipenuhi dengan garam mineral.
Laut mempunyai permukaan yang sangat luas sehingga mengalami penguapan dalam jumlah yang besar, pada saat air laut menguap, yang menguap hanyalah air (H2O) sedangkan garam-garam mineral tetap tinggal bersama air laut, sehingga air laut rasanya asin. Kadar keasinan air laut dipengaruhi oleh faktor suhu, biasanya semakin panas daerah tersebut, air laut semakin asin.
Air laut memiliki kadar garam rata-rata 3,5 %. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut terdapat 35 garam (terutama, namun tidak seluruhnya, merupakan garam dapur (NaCl). Air laut memiliki kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium, dan Kalsium, dll. Apabila air sungai mengalir ke lautan, air tersebut membawa garam. Ombak laut yang memukul pantai juga dapat menghasilkan garam yang terdapa pada batu-batuan. Lama kelamaan air laut menjadi asin karena banyak mengandung garam.
Laut dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu berdasarkan proses terjadinya, berdasarkan letaknya, dan berdasarkan kedalamannya.
A.           Berdasarkan proses terjadinya
a.       Laut Transgresi. Laut Transgresi adalah laut yang terjadi karena adanya perubahan permukaan laut secara positif (secara meluas). Perubahan permukaan ini terjadi karena naiknya permukaan air laut atau daratannya yang turun, sehingga bagian-bagian daratan yang rendah tergenang air laut. Perubahan ini terjadi pada zaman es. Contoh laut jenis ini adalah Laut Jawa, Laut Arafuru, dan Laut Utara.
b.      Laut Ingresi Laut Ingresi adalah laut yang terjadi karena adanya penurnan tanah di dasar laut. Oleh karena itu laut ini sering disebut laut tanah turun. Penurunan tanah di dasar laut akan membentuk lubuk laut dan palung laut. Lubuk laut atau basin adalah penurunan di dasar laut yang berbentuk bulat. Contohnya lubuk Sulu, Lubuk Sulawesi, dan Lubuk Karibia. Sedangkan Palung Laut atau trog adalah penurunan di dasar laut yang bentuknya memanjang. Contohnya Palung Mindanau yang dalamnya 1.085 m, Palung Sunda yang dalamnya 7.450 m, dan Palung Mariana yang dalamnya 10.683 (terdalam di dunia).
c.       Laut Regresi. Laut Regresi adalah laut yang menyempit. Penyempitan terjadi karena adanya pengendapan oleh batuan (pasir, lumpur, dan lain-lain) yang dibawa oleh sungai-sungai yang bermuara di laut tersebut. Penyempitan laut banyak terjadi di pantai utara pulau Jawa.
B.            Berdasarkan Letaknya
a.       Laut Tepi. Laut Tepi adalah laut yang terletak di tepi benua (kontinen) dan seolah-olah terpisah dari samudera luas oleh daratan pulau-pulau atau jazirah. Contohnya Laut Cina Selatan dipisahkan oleh kepulauan Indonesia dan Kepulauan Filipina
b.      Laut Pertengahan. Laut Pertengahan adalah laut yang terletak diantara benua-benua. Lautnya dalam dan mempunyai gugusan pulau-pulau. Contohnya Laut tengah diantara benua Afrika-Asia dan Eropa.
c.       Laut Pedalaman. Laut pedalaman adalah laut-laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan. Contohnya Laut Hitam.
C.            Berdasarkan kedalamnnya
a.       Zona Lithoral. Zona ini adalah wilayah pantai atau pesisir. Di wilayah ini pada saat air pasang akan tergenang air, dan pada saat air surut berubah menjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini sering juga disebut Wilayah Pasang-Surut.
b.      Zona Neritic. Zona Neritic adalah baris batas wilayah pasang surut hingga kedalaman 150 m. Pada zona ini masih dapat ditembus oleh sinar matahari sehingga pada wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jeni kehidupan baik hewan maupun tumbuhan.
c.       Zona Bathyal. Zona Bathyal adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman antara 150  hingga 1800 m. Wilayah ini tidak dapat tertembus sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat di Wilayah Neritic.
d.      Zona Abysal. Zona Abysal adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman lebih dari 1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak ada tumbuh-tumbuhan. Jenis hewan yang dapat hidup di wilayah ini sangat terbatas.



BAB III
PENUTUP

I.     KESIMPULAN
1.    Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan lebat yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain sebagainya serta menempati daerah yang cukup luas.
2.    Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih besar.
3.    Danau adalah suatu cekungan pada permukaan bumi yang berisi air.
4.    Laut adalah kumpulan air asin yang sangat banyak dan luas di permukaan bumi yang memisahkan atau menghubungkan suatu benua dengan benua lainnya dan suatu pulau dengan pulau lainnya.


DAFTAR PUSTAKA
softilmu.blogspot.com›Geografidigilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-NonDegree-22833-BAB%20II.pdf